Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
CLOSE ADS
CLOSE ADS

luka yang Membawa Berkah

ilustrasi

 Kisah ku tak seindah orang orang dapat kan, yang bisa tertawa tanpa ada yang terselip dari selah senyum nya. Berbeda dengan ku kehidupan ku di lapisi banyak luka yang membuat ku harus banyak diam dan berpikir di banding tertawa. 


Jika semuanya aku lupakan maka tak lain waktu demi waktu akan datang lagi menghantui hidup ku setiap harinya. Karena aku wanita yang lahir dari keluarga yang sederhana dan jauh dari sara bahagia. 


Semua orang bisa merasakan kehidupan yang layak walau pun sama mempunyai kehidupan sederhana sama sepertinya diriku. Yang bisa ia dapat kan dari kepedulian,perhatian, kehawatiran dalam keluarganya. 


Namun semuanya beda dari diriku, Yang harus hidup mandiri, yang terus mendapat gunjingan hidup bahkan cacian setiap harinya. Maka tak lain aku sulit mendapat kan apa yang orang lain dapat kan walau pun hanya perhatian. Jika adanya perhatian yang datang ke kehidupan ku, itu hanya di anggap tak biasa dan merasa bahwa perhatian itu hanya bukti timbal balik. 


Karena dari semua perhatian nya akan aku ganti dengan apa yang ia mau terhadap diriku. Bagai mana aku harus menjadi orang yang lebih memikir kan diri sendiri sedang kan aku tidak pernah di ajar kan kepedulian dalam keluarga ku. Sampai aku bisa tahu semuanya dari perhatian, kasih sayang, dan kehawatiran aku dapat dari orang lain yang jelas bukan bagian dari keluarga ku. 


Sejak itu aku lebih memilih nyaman dengan adanya keluarga orang lain di banding keluarga ku sendiri. Namun pada saat itu sempat terjadi dalam benak ku aku merasa benci dengan orang tua ku yang tidak pernah menyayangiku seperti anak anak yang lain. Yang ia mau dari ku hanya hasil kerja dan materi yang ia dapat kan.

 

Yang dia anggap bahwa seorang anak patut untuk mengembalikan hasil nya kepada orang tuanya. Sangat memahami apa yang di ucap kan oleh orang tua dengan rasa timbal balik kepada orang tua yang saat itu mengurusku hingga besar, memang penuh pengorbanan dan penuh rintangan. 


Namun yang aku bingung kan saat itu, Apakah tidak ada sedikit pun keperdulian mu terhadap anak mu yang pada saat itu mereka membutuhkan sosok seorang ibu, sosok seorang ayah yang mungkin sedang merasakan cape, lelah, masalah, sampai sakit. Seorang anak bukan hanya ingin di manja oleh orang tuanya, hanya di kasi suport dan perhatian pun aku rasa cukup untuk bangkit mengusahakan mereka.

 

Namun semua itu hanya lah mimpi belaka, dan selalu aku anggap jika orang tua ku perhatian dan peduli kepadaku aku anggap mereka sedang mempunyai kemauan yang ia minta kepadaku. Maka dari itu aku tidak pernah merasa mau di perdulikan da di perhatikan dengan siapa pun sejak kecil, Semuanya aku ubah menjadi diriku sendiri menjadi lebih cuek dan lebih diam segi apapun itu. 


AKu merasa kesendirian lebih nyaman di banding datang nya orang banyak yang peduli cuma hanya ada kemauan saja. Aku sudah merasa terbiasa jika aku tidak pernah mendapat kan rasa dan hangat nya suatu keluarga pada saat itu. 


Karena yang aku alami bukan waktu yang sebentar, Melainkan kehidupan ku yang tidak pernah mendapat kan Kasih dan sayang sejak aku kecil bahkan aku tidak pernah merasa di urus oleh orang tua. Banyak nya aku di urus oleh orang lai sehingga semua didikan ku aku tanam bukan semuanya hasil didikan orang tua ku melain kan orang tua orang lain. 


Jangan pernah salah kan anak mu jika anak mu salah melangkah, karena kamu tidak bisa menyalah kan ku sebagai anak yang tidak pernah dapat didikan dan kasih sayang dari orang tua yang penuh untuk ku. Aku bisa mempunyai otak dan pikiran yang jernih pun sudah di anggap bagus menurut ku karena setiap apa yang aku rasakan kalian semua tidak ada ikut serta bersamaku. 


Hingga akhirnya waktu yang cukup lama pun membuat ku lebih nyaman dengan orang lain di banding keluarga sendiri, Jika bersama keluarga rasa nya hanya canggung dan merasa ada yang terhalang dalam setiap berbicara. Beda di saat aku sedang bersama orang lain merasa aku di hargai bahkan di anggap sebagai keluarganya. 


Maka dari itu aku lebih baik mendengar kan orang lain di banding orang tua sendiri dalam keluh kesah ku. Karena hanya mereka yang tahu apa saja yang aku alami, Dari sakit, Masalah hingga rasa lelah ku. Aku utarakan kepada mereka yang selalu mendidik ku dan menjadi kan ku banyak motivasi kedepannya. 


Aku sempat terjerat dengan berbagai pergaulan yang bisa di bilang tidak baik untuk usiaku, dan semenjak adanya keluarga orang lain yang sangat peduli kepada ku aku malah menjadi anak yang lebih baik dan lebih bisa menghargai diriku sendiri. Bahwa apa yang aku lakukan hanya membuat ku rugi dan membuat ku menjadi orang bodoh. 


Karena jika aku membuat kesalahan dalam pergaulan ku, yang tak lain yang hanya bisa menyelesaikan masalah hanya diri sendiri. Tidak mungkin melibat kan orang tua yang justru ia tidak pernah peduli dari segi apapun. Sejak itu lah aku merasa luka yang aku alami tidak aku anggap dendam atau pun kebencian. 


AKu anggap semuanya Berkah bagi ku membuat hidup ku jauh lebih baik dan jauh lebih bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk. Jangan pernah mempunyai rasa dendam di setiap langkah yang kita alami semuanya hanya sebuah perjalanan yang perlu di lalui dan di syukuri. 


ITULAH KISAH NYA


                                 SELESAI