Dendam Seorang Anak Kandung
Adanya seorang anak yang sangat sekali membenci tentang apa namanya orang tua. iya mempunyai kehidupan yang jauh dari kata bahagia, Ia sosok anak yang tidak pernah merasakan kehangatan dan pelukan seorang ibu dan ayah nya. anak tersebut lahir ke dunia hanya untuk di kenang dan di lepaskan secara halus.
Anak yang lain banyak yang kehilangan orang tua nya sejak mereka lahir, Namun mereka semua banyak yang tidak tahu siapa orang tua nya dan di mana orang tuanya. Tapi jika sosok diriku yang di lahirkan seperti di buang, Namun tahu di mana keberadaan ibu dan ayah ku.
Bahkan aku tahu siapa dia dan aku kenal dengan mereka semua, Namun semuanya merasa jika aku itu hanya di lahirkan hanya untuk menjadi anak yang harus tumbuh dengan kebisaan ku sendiri tanpa adanya sosok mereka. Aku sering kali merasakan kebencian yang mendalam atas apa yang aku alami selama aku kecil.
Semua orang merasakan pendidikan yang baik, Keinginan yang selalu ada, kehidupan penuh dengan kehangatan, bahkan hidup bahagia dengan kasih dan sayang. Itu semua membuat ku menjadi sebuah ke irian yang sangat membuat ku terpukul, setiap kali aku melihat sosok keluarga orang lain yang hidup bersama dan utuh.
Bisa merasakan bagai mana indah nya hidup dengan sosok orang tua yang lengkap dan menyayanginya. Namun diriku hanya bisa bahagia jika semua itu harus aku gapai dengan usaha ku sendiri, Sedari kecil hidup ku sudah menderita aku di urus oleh kakek nenek ku dari usia ku 3 bulan saat melahirkan.
Aku ditinggal kan oleh kedua orang tua ku, tanpa melihat betapa aku membutuhkan nya saat itu. Aku yang masih di usia yang saat itu membutuh kan kehangatan seorang ibu harus diurus oleh lemah nya tangan seorang nenek yang sampai aku anggap mereka adalah betul orang tua kandung ku.
Semakin hari pun aku semakin tumbuh besar,dan hingga akhirnya aku tahu bahwa aku tinggal dan di urus bukan dengan orang tua kandungku. Melainkan seorang nenek dan kakek ku, Di situ lah aku tahu dan aku merasa kecewa betapa kejam dan tega nya sosok orang tua kandung ku meninggal kan ku tanpa ada sedikit pun merasa bersalah kepadaku.
Sebegitu bencinya kah kau melihat ku keluar dari rahim mu, Sehingga kalian meninggal kan ku tanpa sedikit pun memperhatikan kebutuhan jiwa dan raga ku. Aku hanya anak manusia biasa yang tak lain mempunyai hati dan rasa sakit, Aku ingin seperti anak anak yang lain di saat usia ku beranjak dewasa mempunyai keinginan dan ingin di mengerti dalam hal apapun.
Tapi saat ini aku dapat kan perhatian kecil hanya dri seorang nenek dan kakek ku yang tidak pernah mengeluh mengurusku dari bayi hingga dewasa. Tadinya aku merasa aku baik baik saja jika hidup ku tanpa orang tua kandung, Namun tuhan berkehendak lain sekian lama nya aku di urus oleh seorang nenek dan kakek ku aku harus ikhlas di tinggal kan oleh mereka yang sudah memebesarkan ku dengan penuh pengorbanan di masa tuanya.
Hidup ku hancur semenjak nenek dan kakek ku tiada Seolah olah hidup ku hancur dan tidak mampu untuk menapakkan kaki ku untuk masa depan ku saat itu. Namun saat itu aku sadar bahwa manusia akan datang dan pergi suatu saat, Maka mau tidak mau aku harus hidup mandiri tanp adanya sosok orang tua pada saat itu.
Tidak pernah terlintas di kepala ku sedikit pun untuk datang menemui kedua orang tua ku, Sedikit pun aku merasa tidak pernah ada peniatan. Karena menurut ku aku jika bertemu dengan nya hanya membuat ku teringat masa lalu ku di saat aku di tinggal kan olehnya dulu. Dia lebih memilih kehidupan nya di banding anak kandung nya yang jelas jelas itu tanggung jawabnya.
Aku tidak pernah mau merasa ingin di hargai tapi aku hanya ingin mereka semua tahu betapa sakitnya aku saat aku tahu bahwa aku di buang secara baik baik saat itu. Dan akhirnya hidupku saat itu terbiasa sendiri, Masalah yang datang kesedihan, kebahagiaan, yang aku dapat kan akan aku tela sendiri di kehidupan ku.
Karena aku bingung kemana aku meluang kan ucapan ku di setiap masalahku,di setiap kesedihan ku, di setian kebahagiaan ku. Itu semua hanya aku pendam dan rasakan dan akhirnya aku terbiasa dan menjadi anak yang tidak pernah perchya dengan siapapun saat itu.
Namun tuhan tidak jahat kepadaku, dari kepergian nenek dan kakek yang begitu sayang kepadaku. Aku bukan untuk di takdirkan menjadi seorang anak yang harus terus menerus merasakan kepedihan dan kebencian, Yang ternyata aku saat itu di berikan jodoh yang sangat menerimaku dan menyayangiku.
Semenjak kedatangan nya hidupku semakin membaik dan semakin banyak kebahagiaan yang aku dapatkan. Kesedihan ku lambat laun hilang karena adanya sosok orang yang begitu sayang kepadaku. Bukan hanya mengurusku, ia mendidik ku dan saling bercerita kehidupan kekurangan dan kelebihan masing masing.
dan akhirnya hidup ku betul betul sempurna saat adanya seorang yang mau hidup bersama ku dan menyayangiku. Ia sosok yang betul betul mengerti keadaan hidup ku yang tidak banyak lebih bahkan aku bukan sosok pasangan yang belum bisa membahagyakan nya tapi dia merasa bahagia dan ingin mengikutiku dari titik terendah hingga habis waktunya nanti.
Aku bersyukur sudah dapat kan pasangan hidup yang begitu sayang dan baru kali ini aku merasakan suatu kehangatan dalam suatu keluarga. Yang aku rasakan di keluarga ku sendiri, AKu selalu di didik olehnya agar tidak sedikit pun merasa benci atau marah kepada orang yang sudah tega kepadamu, Dan ia selalu mengajariku bahwa kebahagiaan tidak akan selamanya ada.
Dan tak lain kesedihan semua akan berubah di waktunya, Dulu aku merasakan kepedihan kesakitan sekarang aku banyak merasakan kebahagiaan walau pun sederhana.
Aku tidak pernah marah tapi aku hanya ingin meminta dan menagih semuanya apa tanggung jawab seorang ibu kepada anaknya, Sampai akhir hayat ku janji ku akan aku tagih sampai kapan pun karena materi jika kalian beri kepadaku tidak akan pernah cukup membalas tanggung jawab mu kepadaku.
ITULAH KISAH NYA
SELESAI.