Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
CLOSE ADS
CLOSE ADS

Anakku Penjudi Ayam

Ada sebuah cerita yang datang dari salah satu keluarga yang terkenal jawara dan banyak di takuti oleh banyak kalangan masyarakat. Ia adalah sosok sepasang seorang suami istri yang mempunyai gelar sebagai orang yang bisa di bilang kepala pemimpin kampung di tepat tersebut.  Suaminya yang bernama Bapak atih dan istrinya Ibu juju, Ia mempunyai anak dari istrinya seorang anak perempuan satu satunya dalam berumah tangganya. 

Dan ia di beri nama dengan Atiyah (aat), Dia adalah sosok anak yang tidak bisa gampang bergaul atau pun bermain dengan sejenisnya dalam usianya tersebut. Karena atiyah adalah sosok anak yang di lahirkan dari keluarga tersohor dan terkenal kaya di kampung nya tersebut, bukan hanya itu bapak dari atiyah terkenal dengan kata jawara yang konon katanya ia dahulu adalah sosok orang yang tak pernah terkalah kan dalam hal perkelahian maupun perjudian. 

Karena dari itu bapak dari atiyah tersebut mempunyai hoby yang sangat tidak baik untuk di contoh di kampung tersebut, Namun yah tidak ada yang berani menentang atau pun melarang hoby nya yang membuat hoby nya malah di senangi banyak orang bahkan di jadikan suatu judi dan kesenangan banyak para laki laki dan juga perempuan. 

Setiap harinya bapak atiyah tersebut sosok yang tidak pernah bekerja dari dulu, Di karena kan ia merasa malas dan merasa apa yang harus ia kerjakan. Ia merasa dengan hartanya ia tidak perlu bekerja untukmenghidupi istriny bahkan anak nya untuk waktu yang sangat lama pun. Karena sosok bapak atiyah tersebut terbilang kaya dan makmur dalam segi tani maupun harta, Yang tak lain ia menghabiskan waktunya hanya di rumah dan menjalan kan hoby nya dengan cara membuka perjudian ayam saat itu. 

Istri dari bapak atiyah pun tidak sedikit pun berani untuk menentang karena ia merasa takut dengan suaminya. Karena ia sering kali pernah melarang dengan hoby nya namun ia sering kali di siksa bahkan di ancam akan di ceraikan pada saat itu. Jadi membuat istrinya tidak pernah berani lagi untuk ikut campur tentang apa yang suaminya lakukan.

Bapak atiyah pun bukan lah sekali berumah tangga pada saat itu, Ibu dari atiyah itu sosok istri yang ke delapan yang sudah ia tinggal ka karena merasa tidak cocok menurutnya. Mangkanya hal itu sangat di takuti oleh istrinya yang tidak pernah mau macam macam atau pun ikutcampur dlam hal apapun. 

Pada saat itu pun sosok suami istri itu pun menghabiskan waktunya dalam keseharian nya hanya untuk kesenangan nya saja dari membuang uang untuk bertaruhan dan menantang orang dalam kesenangan nya. Itu semua di lakukan hampir tiap hari di rumahnya, membuat di rumah nya ramai dan tidak pernah ada satu pun yang membuat kalah dalam penjudian tersebut, yang pikir bapak atiyah ingin menghabiskan uang nya malah menambah uang dari hasil perjudian yang tidak pernah terkalahkan dari ayam yang iya adukan tersebut. 

Hal itu pun akhirnya di sukai oleh anak wanita nya saat itu, yang semakin tumbuh besar dan sering kali mencoba coba menarung kan ayam kepunyaannya. Ia pun betul betul suka dengan hewan ayam tersebut bahkan tingkah nya bukan bak seperti wanita akan tetapi ia seperti laki laki yang tidak pernah ada rasa takut jika sedang mengurus ayam kesayangan nya tersebut.

Sosok bapak pun semakin hari melihat anak nya yang menyukai hoby nya yang pada akhirnya memperboleh kan untuk menaruhkan ayam kesayangan nya yang ia urus saat itu. Anak itu pun senang saat ayah nya mengijinkan untuk masuk kedalam perjudian dan menyuruh ayam nya itu melawan ayam ayam yang lain di tempat tersebut. 

Saat ayam atiyah di lepaskan dan di adukan dengan ayam yang lain tak lama ayam yang di lawan pun mati dan kalah. Yang pada akhirnya sang bapak bangga dan senang melihat anak nya itu menurun kan hoby bapak nya yang bisa mengalah kan ayam musuh nya di kandang perjudian tersebut. 
Dan semenjak kejadian itu pun akhirnya atiyah kecanduan sering dan sering melakukan apa yang namanya perjudian hingga ia berajak dewasa. 

Sampai sampai ia pernah mengalami kekalahan pada ayam yang ia sayanginya yang menyebabkan ayam nya mati dan membuat ia sedih dan marah kepada bapaknya. Bapak nya pun yang tak mau melihat anak nya sedih akhirnya menyuruh anak nya untuk memilih semua ayam ayam koleksi nya di kandang pada saat itu. Agar supaya anak nya tidak kecewa lagi dan tidak bersedih kembali ucap bapaknya tersebut. 

Singkat cerita yang pada akhirnya anak nya setiap harinya malah bukan menglahkan semua musuh penjudi bapaknya, Melainkan mebuat ayam ayam bapak nya setiap harinya jatuh mati. Karena setiap harinya ia sering kali kalah dan tak mau berhenti untuk bertaruh dalam judi ayam nya hingga membuat koleksi ayam yang bapak nya punya hampir habis karena ulah anaknya yang setiap harinya ia berjudi dan kalah dalam permainannya. 

Kejadian itu pun lama lama membuat bapak nya tersebut marah dan membuat kesal terhadap anaknya. Dan menyuruh anak nya tersebut berhenti untuk berjudi dan mengadu ayam di rumahnya tersebut. Namun hal itu di tentang anak nya dan di tolak karena anak nya tidak mau dan merasa sudah kecanduan ia terus menghiraukan apa kata kata bapak nya tersebut. 

Hingga membuat bapak nya sangat marah dan sering kali membawa bawa permasalahan anak nya kepada istrinya yang ucap nya tidak bisa mendidik anak nya pada saat itu. " Gara gara kamu anak itu gak bisa di atur oleh bapak nya, di suruh berhenti berjudi malah tidak mendengar. Malah ia berani mengambil uang ku untuk menaruhkan dalam perjudian bahkan ayam ku habis oleh anak mu " ucap suaminya keras kepada istrinya. 

Istrinya pun berkata " Kenapa sekarang kamu menyalah kan aku, bukanya kamu yang mengajarkan hoby mu kepada anak mu. sehingga anak mu menjadi seperti itu, bahkan anak mu itu sering kali kamu ijinkan " kenapa sekarang di saat ia kecanduan kamu menyalah kan ku " 

Suaminya yang menyadari ucapan istrinya pun akhirnya terdiam dan tidak bisa menjawab ucapan istrinya tersebut. Ia pun meninggal kan istrinya dan kembali ketempat perjudian ayam nya saat itu, Dan pada akhirnya bapak nya pun hanya menahan kesal nya karena apapun sudah ia lakukan tapi tidak sedikit pun membuat anak nya berpikir atau merasa takut. 

Yang pada akhirnya anak nya terus menjalan kan hoby nya menjadi penjudi ayam hingga ia dewasa dan membuat banyak harta orang tuanya tersebut habis bahkan mengalami kemiskinan. Atas apa yang anak nya lakukan setiap harinya sering kali membuang uang untuk di taruhkan nya dalam perjudian nya dalam setiap harinya. 

Orang tua yang pasrah dan menyadari kesalahan nya pun akhirnya hanya bisa menyesali apa yang ia lakukan terhadap anaknya tersebut. Karena jika bukan karena ulahnya anak nya tidak akan mungkin menjadi anak yang menyandu perjudian yang harus membuat  harta orang tuanya tersebut habis di jadikan bahan taruhan oleh anaknya tersebut untuk melanjutkan hoby sabung ayam nya.