Nyanyian Roh Sinden

Nyanyian Roh Sinden

ilustrasi

Pada suatu hari, terdapat sebuah kisah tentang seorang wanita cantik yang terkenal akan seni tariannya. Wanita itu bernama Nyi Mas, seorang gadis dari keluarga sederhana yang tinggal di sebuah pedesaan. Walau berasal dari latar belakang biasa, Nyi Mas dikenal dengan kecantikan, keramahan, dan kepribadiannya yang menawan.

Nyi Mas adalah sosok wanita yang mandiri dan baik hati. Sejak kecil, ia merupakan anak yang penurut dan tidak pernah membebani kedua orang tuanya. Ketika dewasa, bakat alaminya dalam menari mulai menarik perhatian banyak orang, baik pria maupun wanita. Yang istimewa, kemampuan menarinya murni berasal dari dirinya sendiri tanpa ada yang mengajarinya. Kecerdasan serta kebaikan hati Nyi Mas membuat dirinya menjadi seseorang yang sangat dihormati dan disukai oleh banyak orang.

Selain pintar menari, Nyi Mas juga memiliki suara merdu yang menjadikannya seorang sinden terkenal di daerahnya. Dengan suaranya yang indah dan karisma yang memikat di atas panggung, tidak mengherankan jika ia menjadi sosok yang sibuk dan sering diminta hadir di berbagai acara. Namun, di balik ketenarannya, banyak pula orang yang merasa iri terhadap Nyi Mas. Ada saja gosip miring yang beredar tentang dirinya, bahkan beberapa orang berusaha menjatuhkannya.

Pada suatu hari, pernah terjadi peristiwa tak menyenangkan ketika Nyi Mas dicegat oleh seorang penari lain yang merasa tersaingi. Penari tersebut mengancamnya agar berhenti menjadi penari dan sinden di desa itu. Namun, Nyi Mas tidak gentar menghadapi ancaman tersebut. Baginya, bakat dan kemampuannya dalam dunia seni adalah anugerah yang tidak hanya membawa kebahagiaan bagi dirinya sendiri tetapi juga menjadi cara untuk membantu kehidupan kedua orang tuanya. Keberanian dan keteguhan hati Nyi Mas inilah yang membuatnya terus maju dan bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan. 

Nyi Mas sering kali tidak kapok dan tidak peduli dengan apa yang orang perbuat kepadanya. Dalam pikirannya, ia merasa bahwa pekerjaannya tidak pernah menggangu orang lain, apalagi berbuat jahat. Dengan keyakinan itu, ia tetap melanjutkan bakatnya demi membantu perekonomian orang tuanya. 

Namun, semakin lama, ancaman terhadap Nyi Mas bukannya berkurang, malah bertambah. Banyak sekali orang yang merasa iri terhadap apa yang telah ia capai melalui menari dan menjadi sinden. Kepemilikan hasil jerih payahnya justru memancing kebencian dan usaha untuk menghentikan langkahnya.

Suatu hari, Nyi Mas diminta menjadi sinden dalam sebuah acara hiburan yang lokasinya cukup jauh dari kampungnya. Jarak yang harus ditempuh tidak main-main, terlebih tempat itu terkenal rawan kejahatan. Banyak peristiwa buruk terjadi di sana, terutama pada malam hari. Jalan yang harus dilalui penuh risiko, sering kali korban berjatuhan akibat ulah penjahat yang berkeliaran.

Saat acara selesai pada pukul 12 malam, Nyi Mas segera merapikan diri dan berganti pakaian untuk bersiap pulang. Setelah menerima upah dari pemilik acara, ia berpamitan untuk kembali ke rumah. Seperti biasa, Nyi Mas pulang sendiri dengan sepedanya tanpa diantar oleh siapa pun. Ia memang selalu mengandalkan sepeda ke mana pun ia pergi untuk bekerja.

Dalam perjalanan pulang, Nyi Mas melewati jalan yang sepi, gelap, dan dikelilingi oleh perkebunan yang menyeramkan. Rasa takut sempat menghampirinya, namun ia tetap maju dengan keberanian yang didorong oleh keinginan untuk membantu orang tuanya. Bagi Nyi Mas, selama itu rezekinya, ia akan bekerja keras meskipun harus menghadapi bahaya atau melewati tempat-tempat sulit.

Sayangnya, tanpa ia sadari, ada seseorang yang terus mengikutinya sejak ia selesai dari tempat pesta tersebut. Orang itu telah menunggu kesempatan sejak awal untuk sesuatu yang buruk di tengah perjalanan Nyi Mas pulang malam itu.

Di sebuah desa yang damai namun penuh dinamika, hidup seorang wanita bernama Nyi Mas. Ia adalah sinden berbakat yang suaranya telah lama menjadi kebanggaan desa. Sayangnya, kesuksesan dan popularitas yang dimiliki Nyi Mas mengundang rasa tidak suka dari seseorang di kampung tersebut. Orang ini merasa terganggu dan tersaingi oleh kehadiran Nyi Mas, hingga menyimpan niat buruk untuk mencelakainya. 

Suatu malam, usai menghadiri sebuah pesta pernikahan di mana ia menyanyi, Nyi Mas mengayuh sepeda pulangnya sambil bersenandung kecil. Dengan suara yang merdu, ia mencoba mengusir rasa penat setelah seharian bekerja. Jalanan yang dilalui begitu sepi, dikelilingi suara alam yang hening. Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi. Saat tengah asyik mengayuh sepeda sambil menerawang jauh ke depan, sebuah kecelakaan menghantamnya dari belakang. Sepedanya oleng, dan ia terlempar ke jurang dalam di tepi jalan desa itu. 

Jurang tersebut tidak hanya curam namun juga berbahaya karena di bawahnya mengalir deras sebuah anak sungai. Tak seorang pun mengetahui kejadian tersebut, termasuk pelaku yang melarikan diri tanpa sedikit pun niat untuk menolong atau memberi tahu warga sekitar.

Orang tua Nyi Mas mulai cemas ketika jam menunjukkan pukul dua dini hari, dan Nyi Mas belum juga kembali ke rumah. Kebiasaan Nyi Mas adalah langsung pulang usai bekerja, sehingga keterlambatan kali ini benar-benar membuat kedua orang tuanya was-was. Kecemasan membuat mereka terjaga sepanjang malam, menanti kabar yang tidak kunjung datang hingga fajar menyingsing.

Keesokan paginya, karena tak juga mendapat berita tentang Nyi Mas, kedua orang tuanya meminta bantuan kepala dusun. Mereka berharap ada petunjuk mengenai keberadaan anaknya—apakah ia tertahan di kampung lain dengan urusan mendadak, atau terjadi hal lain yang tak terbayangkan? Imbauan pun segera disampaikan kepada seluruh warga untuk membantu pencarian.

Penduduk desa bergerak bersama. Mereka menyisir setiap sudut kampung dan tempat pesta tempat Nyi Mas terakhir kali menyanyi. Pemilik pesta pun memberikan keterangan bahwa Nyi Mas sempat berpamitan karena ingin segera pulang, merasa tak tega meninggalkan kedua orang tuanya terlalu lama di rumah sendirian. Namun, tidak ada tanda-tanda apa yang kemudian terjadi setelah itu.

Pencarian terus berlanjut dengan bertanya pada teman-teman terdekatnya. Namun nyatanya, tak ada satu pun yang tahu keberadaan Nyi Mas saat itu. Salah seorang temannya hanya sempat melihatnya naik sepeda sendirian malam itu, namun setelahnya ia kehilangan jejak.

Kekhawatiran semakin memuncak seiring waktu—apakah Nyi Mas dapat ditemukan dalam keadaan selamat? Ataukah takdir telah menggiringnya pada peristiwa yang lebih tragis? Hingga saat ini, misteri keberadaan Nyi Mas masih menjadi teka-teki besar yang menghantui desa kecil itu. Pencarian terus berlanjut tanpa lelah, dengan harapan besar akan adanya petunjuk tentang nasib sang sinden yang dirindukan semua orang.

Orang tua Nyi Mas semakin panik mendengar kabar yang beredar. Mereka menangis histeris, diliputi rasa takut bahwa sesuatu yang buruk telah menimpa anak mereka. Sebelumnya, Nyi Mas sering menceritakan bahwa dirinya kerap mendapat ancaman dan bahkan dicegat setiap kali pulang dari bernyanyi. Dalam situasi penuh kecemasan itu, kedua orang tua Nyi Mas memohon agar siapa pun yang dapat membantu terus mencari putri mereka.

Tak berselang lama, pada sore hari, seorang warga yang sedang mencari kayu bakar di sekitar sebuah sungai kecil di bawah jurang menemukan sosok yang menyerupai mayat seorang wanita. Wanita itu terlihat membawa tas berisi sejumlah pakaian sinden. Mendengar kabar tersebut, warga lain segera berbondong-bondong menuju lokasi untuk memastikan identitas jenazah yang ditemukan.

Setelah diperiksa, ternyata mayat tersebut adalah Nyi Mas. Kondisinya sangat mengenaskan, wajahnya rusak parah dan tubuhnya membiru. Informasi ini sampai ke kedua orang tuanya yang langsung terpukul. Mereka menangis tak henti hingga akhirnya kehilangan kesadaran karena tidak sanggup menerima nasib anak satu-satunya yang ditemukan tak bernyawa dalam keadaan mengenaskan.

Jenazah Nyi Mas segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak berwenang guna mengetahui penyebab kematiannya. Dari hasil pemeriksaan medis, dokter menyatakan bahwa Nyi Mas diduga terjatuh ke jurang akibat kecelakaan karena mengantuk. Pihak kepolisian juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, sehingga mereka mendukung kesimpulan bahwa kejadian itu murni sebuah kecelakaan.

Namun, pihak orang tua Nyi Mas merasa ada yang sengaja mencelakai anak mereka. Mereka menganggap ada kejanggalan dan keanehan jika benar anak mereka terjatuh. Mereka mempertanyakan mengapa anak mereka sampai bisa masuk jurang dan terbawa arus sejauh itu. Orang tuanya bahkan meyakini bahwa anak mereka telah dibunuh dan didorong dengan sengaja, sehingga tubuhnya jatuh ke jurang dan terseret aliran sungai kecil di dalamnya.

Sayangnya, tidak ada yang mau mendengarkan penuturan kedua orang tua Nyi Mas. Keluarga mereka, yang dianggap berasal dari kalangan biasa, tidak memiliki cukup pengaruh untuk mencari keadilan dan mengungkap kebenaran atas kejadian tersebut. Namun, seminggu setelah kejadian nahas itu, desa tempat tinggal Nyi Mas mulai digemparkan oleh suara sinden yang terdengar setiap malam, tanpa ada yang mengetahui siapa yang melantunkan nyanyian itu.

Tidak hanya suara misterius tersebut, beberapa penduduk desa mengalami gangguan hingga mengalami celaka. Bahkan ada yang harus dilarikan ke rumah sakit dan tidak sadarkan diri. Gangguan ini juga dirasakan oleh seseorang yang ternyata terlibat langsung dalam pembunuhan Nyi Mas. Ia terus diteror oleh suara aneh dan benda-benda yang tiba-tiba melayang setiap harinya, seolah-olah dirinya dihantui oleh rasa bersalah serta roh Nyi Mas.

Akhirnya, pria tersebut tidak tahan dan mengakui perbuatannya kepada orang tua Nyi Mas. Ia juga menyampaikan penyesalannya kepada kepala rusun, mengaku bahwa ialah yang telah mencelakai sampai menghilangkan nyawa Nyi Mas. Merasa tidak sanggup menjalani gangguan yang terus menghantui kehidupannya sehari-hari, pria itu menyerahkan diri kepada pihak berwenang. Rasa ketakutannya semakin besar hingga ia menjadi depresi, bahkan menunjukkan gejala seperti seseorang yang mengalami gangguan jiwa.

Pihak kepala rusun kemudian membawa pelaku untuk diproses hukum dan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan pihak terkait. Namun tak berselang lama setelah ditahan, kabar mengejutkan tersiar—pria tersebut ditemukan meninggal dunia karena bunuh diri di dalam sel tahanan. Pihak hukum menjelaskan bahwa pria itu tidak dapat menahan rasa ketakutannya meskipun telah meminta maaf dan bersedia mempertanggungjawabkan perbuatannya di penjara.

Namun, terlepas dari semua itu, roh sinden misterius diyakini terus menghantui pelaku hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara tragis tersebut.
Load comments