Jin Muslim Penunggu Masjid
Cerpen MisteriDari ketenangan suatu tempat, banyak orang percaya bahwa hanya rumah ibadah yang mampu memberikan rasa nyaman dan aman. Tempat itu dianggap sebagai satu-satunya tempat yang membuat hati menjadi sejuk dan tentram, sekaligus menjadi pelipur segala masalah yang dihadapi. Hanya rumah ibadah yang dianggap mampu memberikan solusi bagi beban hidup yang dirasakan.
Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa di rumah ibadah pun bisa terdapat makhluk lain yang tak terlihat, meskipun makhluk-makhluk tersebut tidak selalu mengganggu. Di mana pun tempatnya, makhluk tersebut mungkin ada, termasuk di rumah ibadah yang sering dianggap suci dan tidak mungkin dihuni oleh apa pun selain manusia. Banyak yang meyakini bahwa rumah ibadah adalah tempat murni tanpa keberadaan makhluk tak kasatmata.
Padahal, anggapan itu belum sepenuhnya benar. Makhluk tak terlihat bukan selalu identik dengan gangguan atau memiliki niat buruk. Mereka juga bisa berasal dari golongan baik-baik, bahkan ada yang serupa dengan manusia beriman pada umumnya. Kehadiran mereka di rumah ibadah bukan untuk menimbulkan masalah, melainkan sering kali untuk menjaga atau memberi nasihat kepada manusia yang datang ke sana, terutama mereka yang mungkin berniat buruk terhadap tempat suci itu.
Ada kalanya, mereka juga membantu manusia yang pikirannya sedang kacau, tidak fokus, atau hati yang gelisah sehingga kesulitan dalam beribadah. Kehadiran makhluk tersebut justru memberikan ketenangan atau dorongan tidak langsung agar yang beribadah dapat kembali tenang.
Kisah ini pernah dialami oleh seseorang bernama Eko, seorang penjaga masjid sekaligus petugas kebersihan yang sudah cukup lama mengabdi di sana. Suatu hari, saat Eko sedang membersihkan masjid tanpa ada siapa pun hadir, ia mengalami suatu kejadian yang rasanya sulit dicerna oleh akal sehatnya.
Hari itu, Eko sebenarnya tengah merasa kurang sehat. Tubuhnya lemas dan semangat kerjanya menurun karena kondisi badannya yang kurang bugar. Namun, ia tetap memaksakan diri untuk menjalankan tugasnya. Ia khawatir jika ada seseorang datang dan melihat masjid dalam keadaan kotor. Meskipun sedang sakit, ia merasa tanggung jawabnya untuk menjaga kebersihan masjid tidak boleh terabaikan.
Namun, saat sedang membersihkan masjid sendirian, sesuatu terjadi—pengalaman yang belum pernah ia alami sebelumnya selama bertahun-tahun bekerja di sana.
Saat sedang membersihkan WC di masjid, tiba-tiba Eko dikejutkan oleh jatuhnya kain pel yang tergantung di paku. Padahal, ia merasa tidak ada angin maupun sesuatu yang menyenggol kain pel tersebut. Meski sedikit bingung, Eko mengira kain pel itu mungkin jatuh karena tidak sengaja, dan ia pun melanjutkan menyapu seperti biasa.
Namun, situasi menjadi semakin aneh ketika ember yang sebelumnya ia biarkan di kamar mandi mendadak berada di belakangnya, tepat di dekat kain pel yang jatuh tadi. Jantung Eko berdegup kencang karena merasa yakin ia tidak memindahkan ember itu ke sana. Berusaha menenangkan diri, Eko beristigfar dalam hati, meyakinkan dirinya bahwa ia hanya melamun atau sedang tidak fokus akibat merasa kurang sehat. Ia pun mencoba berpikir bahwa mungkin ia sebenarnya lupa telah membawa ember itu ke tempat tersebut.
Menyingkirkan rasa gelisah, Eko melanjutkan pekerjaannya dengan lebih cepat. Awalnya ia merasa lemas dan tak bertenaga, tetapi kini dorongan untuk segera selesai bekerja dan pulang demi memeriksakan kondisi kesehatannya membuatnya bergerak lebih semangat. Akhirnya, pekerjaan menyapunya selesai.
Namun, keanehan belum berakhir. Saat Eko hendak mengambil kain pel dan ember itu, keduanya ternyata tidak lagi berada di tempat semula. Lebih mengejutkan lagi, ia melihat jejak cucuran air mengarah ke dalam masjid. Dengan penasaran, Eko mengikuti jejak tersebut, dan alangkah terkejutnya ia ketika mendapati lantai masjid sudah bersih dan harum, seolah ada yang membantu mengepelnya. Eko mulai merasa syok dan bingung siapa sebenarnya yang sudah melakukan hal itu.
Ketakutan melanda dirinya hingga ia memutuskan untuk cepat-cepat pulang demi menenangkan pikiran yang mulai tak karuan. Namun, dalam perjalanan keluar dari masjid, ia dikejutkan oleh suara Pak Ustaz yang tiba-tiba memanggilnya. Dengan raut kebingungan, Pak Ustaz menghentikan langkah Eko sambil menepuk punggungnya, bertanya kenapa Eko terlihat terburu-buru dan seperti orang yang ketakutan.
Mmmm... Pak Ustad, saya sedang merasa bingung. Entah ini hanya halusinasi atau memang ada seseorang yang telah membantu saya tanpa saya sadari, ucap Eko dengan wajah pucat.
Akhirnya, pak ustad mengajak Eko untuk melihat rekaman CCTV yang terpasang di dalam masjid. Tujuannya agar Eko bisa mengetahui siapa yang sebenarnya telah membantunya menyelesaikan tugasnya saat itu. Pak ustad pun memutar rekaman CCTV tersebut untuk mencari tahu siapa sosok yang telah memberikan bantuan.
Ketika rekaman CCTV diputar, terlihat jelas bahwa pada saat Eko membersihkan masjid, tidak ada satu pun orang lain yang hadir di sana. Hal itu cukup masuk akal, sebab Eko membersihkan masjid sebelum waktu salat tiba, sehingga tidak ada jamaah yang datang pada saat tersebut. Dalam rekaman, hanya Eko saja yang tampak tengah bekerja membersihkan.
Namun, saat fokus ditujukan ke bagian dalam masjid, terlihat sesuatu yang aneh. Tadinya ruangan tersebut dalam kondisi kotor, tetapi dalam waktu singkat sudah menjadi bersih padahal di saat yang sama, sosok Eko terlihat sedang berada di halaman belakang masjid, menyapu area sekitar toilet. Jelas bahwa Eko belum sempat masuk atau membersihkan bagian dalam ruangan masjid tersebut.
Melihat kejadian itu, pak ustad pun yakin bahwa bantuan yang diberikan kepada Eko bukan berasal dari manusia. Ia percaya bahwa yang membantu Eko adalah makhluk yang menjaga tempat tersebut—kemungkinan makhluk gaib yang memang menjaga masjid dan merasa iba dengan pekerjaan Eko.
Pak ustad juga meyakinkan bahwa makhluk itu bukanlah sosok gaib yang menakutkan atau menyeramkan. Sebaliknya, ia adalah makhluk halus dari kalangan muslim, seorang penjaga masjid yang bertugas membantu manusia, seperti yang dialami oleh Eko.
.png)