Perjuangan Operasi cesar
Kasih sayang seorang ibu adalah kasih sayang yang sangat luas dan bakti yang tak kan pernah terhingga sepanjang masanya. Ibu adalah sosok manusia yang kuat melebihi dari seorang pahlawan, ia rela menaruhkan nyawanya hanya untuk menyayangi dan menjaga anak nya bagai mana pun bentuk dan pengorbanan nya.
Ibu adalah sosok wanita yang tangguh dan tak kenal kata menyerah, Semuanya ia tanggung dengan punggung mungil nya. Untuk menjaga mendidik bahkan menyayangi sepenuh jiwa raganya, Ia tak pernah melihat apa resiko yang akan ia hadapi jika suatu saat nanti mendatangi kehidupannya.
Namun sering di buat bingung dengan adanya orang lain yang sering merendah kan bahkan meremehkan seorang ibu. Bahkan lebih parah nya orang yang sering merendah kan itu adalah sosok wanita juga bahkan seorang ibu juga.
Yang tak lain ia pun merasakan jadi sosok tersebut dalam hal bertanggung jawab dari sosok ibu. Akan tetapi masiu banyak para ibu di luar sanah yang sering kali membedakan dan meremehkan sosok ibu karena dengan alasan jika seorang ibu itu harus merasakan kehamilan dan melahirkan secara normal, jika hal itu tidak di rasakan ia merasa bahwa sosok ibu itu belum bisa/ tidak akan bisa di katakan seorang ibu sesungguhnya.
Dan itu adalah pemikiran yang sangat bodoh dan sangat tidak bisa di contoh. Karena mau bagai mana pun peroses menjalani persalinan dalam sosok ibu, Hal nya yang tak lain sama saja menaruhkan nyawanya bahkan merelakan kesakitannya hanya untuk mengeluarkan anak nya tersebut.
Sosok ibu yang sering kali bilang bahwa melahirkan menggunakan metode operasi itu tidak akan merasakan bagai mana rasanya menjadi sosok ibu yang merasakan melahirkan normal yang harus bertahan merasakan sakitnya pembukaan dan akhir pembukaan.
Itu hal nya sama jika di bandingkan, Bahkan yang lebih merasakan sakit itu adalah sosok ibu yang merasakan operasi saat melahirkan anaknya. Karena yang tak lain siapa yang tak mau melahirkan normal jika tak ada masalah dalam kandungan yang memaksakan harus mengeluarkan anak nya menggunakan metode operasi tersebut.
Sosok ibu yang merasakan operasi itu lebih banyak menahan sakit, bahkan ia harus rela merusak tubuh nya dengan di penuhi jaitan dan membuat badan seorang ibu itu tak seperti semula kembali. Dan juga ibu harus merasakan berapa kali suntikan yang masuk kedalam badannya demi seorang anak yang ia harus keluarkan.
Bukan hanya berenti di paska itu saja ibu yang mersakan operasi itu harus juga merasakan sakitnya suntikan yang menjalur ke punggung dan menusuk titik tulang yang menusuk kedalam tubuhnya. Ia pun harus merasakan bagai mana rasa nya ia berjuang dengan keadaan sadar tapi tidak sadar, bahkan hal itu di rasakan sayatan tajam dari benda benda yang merobek perut yang rasanya tak bisa di katakan dan di ceritakan kepada siapapun.
Bukan berhenti di situ saja pengorbanan ibu saat operasi, ia juga harus menahan malu bahkan harga dirinya saat harus di lihat oleh dokter dokter laki laki yang bukan suaminya itu harus melihat bagai mana tubuh yang harus tanpa busana bahkan alat kelamin yang harus pasrah di lihat karena peroses pengeluaran anak nya saat itu.
Sesudah itu pun pengorbanan ibu saat operasi belum saja berhenti saat sesudah mengeluarkan anaknya saat itu. Ia harus merasakan sakit saat di terjunkan jarum dan benang yang masuk merajut kedalam tubuh seorang ibu tersebut.
Rasa sakit yang terus melanjut dan pikiran yang di terpa kekacawan, seolah olah hal yang di takutkan itu datang saat operasi berjalan. Rasa sakit itu pun mulai tak terasa saat peroses operasi di nyatakan selesai, di ruangan yang sangat dingin akhirnya keluar untuk masuk kembali keruangan penyembuhan.
Yang tak lain rasa sesudah operasi jauh berbeda dengan peroses melahirkan normal yang sesudah persalinan ia bisa kembali normal dan bisa berjalan kembali. Hal itu jauh dan sangat beda dengan hal nya operasi itu semua tidak bisa di lakukan dan butuh waktu dan mental yang harus kuat untuk membuat badan sesudah operasi itu kembali normal walau pun sangat sulit bahkan sakit.
Rasanya seperti orang yang tidak berguna karena hari itu di saat lahirnya anak kedunia. Tidak bisa menggendongnya bahkan mengurusnya, itu semua harus di lakukan oleh seorang suami karena hal nya ibu saat operasi saat itu hanya bisa berbaring dan tak sanggup untuk bergerak.
Yang dirasakan berat,lemas,sakit bahkan tak ada sedikit pun tenaga. Pada halnya momen itu seperti layaknya orang lumpuh yang tak bisa melakukan apapun pada saat itu, yang tak lain hanya pasrah dan terus bangkit.
Akan tetapi selalu di bingungkan, Kenapa seorang ibu yang menjalani operasi selalu di bilang wanita lemah dan selalu di bilang bukan sosok ibu sebetulnya. Padahal jika mereka tahu, apa yang di rasakan saat operasi itu halnya sangat sangat lah jauh berbeda dengan apa yang iya rasakan saat melahirkan normal.
Semua ibu sama bagai mana pun peroses persalinannya, Rasa yang di rasakan sama dan tak ada kata perbedaan dalam hal apapun saat mengeluarkan anak dari kandungan seorang ibu.
semua melibat kan nyawa dan pengorbanan, jangan pernah meremehkan apa pun kemampuan yang di berikan.
Seorang ibu yang tak lain sama tugas nya mengandung, melahirkan, mendidik, dan menyayanginya. Tak ada di dunia ini wanita atau pun seorang ibu sosok yang lemah dan tidak patut untuk di bilang seorang ibu.
Hal nya semua sama pengorbanan tetap lah pengorbanan. dan tidak ada sosok perbedaan. Kodrat seorang ibu adalah manusia kuat yang jauh dari rasa lelah dan menyerah.